DIALEKTIS.CO – Forum Santan Bersatu (FSB) gelar aksi demonstrasi di jalan hauling PT Indominco Mandiri (IMM), Rabu (14/8/2024) pagi.
Kordinator FSB, Adi Rahman menuding aktivitas pembuangan batu bara langsung ke laut yang dilakukan PT IMM menjadi penyebab perairan di sekitar Desa Santan menjadi hitam dan semakin dangkal akibat tumpukan batu bara.
“Nelayan Desa Santan Ilir menemukan aktivitas pembuangan batu bara ke dasar laut dilakukan dengan sengaja di areal conveyor pelabuhan tambang milik Indominco,” ujarnya.
Kata dia, perbuatan perusahaan ini tentu saja berbahaya bagi manusia dan berdampak buruk bagi ekosistem laut wilayah pesisir Desa Santan Ilir.
Kasus pembuangan batu bara oleh PT IMM ini diketahui sudah terjadi sejak Agustus 2023. Masyarakat menemukan adanya sedimentasi di pesisir laut Desa Santan Ilir hinga kedalaman kurang lebih 3-5 meter yang menyebabkan pendangkalan wilayah laut.
Aktivitas ini terus dilakukan oleh PT IMM yang merupakan perusahaan tambang batu bara pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan luas wilayah usaha 24.121 hektar yang aktivitasnya bersinggungan dengan beberapa desa di Kecamatan Marangkayu.
Izin tambang PT IMM dimulai dari tanggal 1 April 1998 dan akan beroperasi hingga izinnya berakhir pada 31 Maret 2028 selama kurang lebih 30 Tahun.
Selama ini masyarakat nelayan mengkhawatirkan akibat dari kegiatan loading batu bara PT IMM akan mencemari laut dengan tumpukan batu bara.
Akibatnya lokasi penangkapan ikan semakin jauh dari daerah pesisir dan berpotensi besar menyebabkan kontaminasi zat berbahaya pada tangkapan ikan nelayan.
Salah satu zat berbahaya yang dihasilkan oleh batu bara adalah senyawa merkuri yang dapat berakibat pada gangguan saraf dan gangguan kesehatan lainnya hingga mempengaruhi kecerdasan atau IQ pada anak-anak yang mengkonsumsi ikan dari laut yang terkontaminasi batu bara.
Tidak hanya membuang batu bara ke laut, PT IMM memperburuk kondisi udara di wilayah Desa Santan Tengah dan Santan Ilir dengan debu hitam dari batu bara.
“Debu batu bara ini bersumber dari lokasi conveyor tambang PT IMM yang berdekatan dengan pemukiman dan terbawa oleh angin. Sebanyak 3 RT di Desa Santan Ilir, dan sebanyak 1 Dusun warga di Desa Santan Tengah terpapar debu hitam batu bara setiap harinya,” paparnya.
Terangnya, paparan kronis debu tambang ini juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia terutama anak-anak, menghirup debu batu bara yang terbawa oleh udara menurut jurnal environmental research tentang dampak debu batu bara, berisiko mengakibatkan berbagai penyakit paru paru, termasuk pneumokoniosis, emfisema, silikosis dan bronkitis.
Risiko kesehatan inilah yang mengancam kehidupan masyarakat dua Desa Santan yang diantaranya adalah anak-anak. Masyarakat sangat terganggu dengan debu hitam dari batu bara yang terhirup hingga mengakibatkan gejala batuk batuk dan sakit kepala sering dialami warga.
“Selain itu debu hitam ini sudah menyusahkan warga karena selalu memenuhi halaman rumah mereka,” tegasnya.
Untuk itu, dalam aksinya Forum Santan Bersatu mendesak PT IMM bertanggung jawab dengan memenuhi tuntutan warga.
Pertama, menghentikan pembuangan Limbah batu bara ke laut sekitar Desa Santan Ilir.
Kedua, pengembalian dan pemulihan Ekosistem Laut disekitar pesisir Desa Santan Ilir, kembali seperti semula.
Ketiga, menghentikan Pencemaran Udara di sekitar Desa Santan Tengah dan Ilir akibat aktivitas conveyor batubara.
Keempat, PT. IMM Melakukan tanggungjawab terhadap dampak pencemaran lingkungan di Desa Santan Tengah – Santan Ilir.
“Kelima, memberikan ganti rugi kepada masyarakat terdampak atas pencemaran lingkungan,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, hingga informasi ini dipublis. Awak media, masih berupaya mengkonfirmasi ke pihak PT IMM (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post