MEGAPROYEK kilang Grass Root Refinery (GRR) Bontang, Kalimantan Timur, ternyata belum wassalam. Meski tertunda, proyek tersebut disebut masih masuk dalam list dan kini dalam tahapan pencarian strategic partner.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang Sigit Alfian, mengklaim proyek kilang baru tersebut masuk dalam plant strategis pembangunan kilang nasional.
Kepastian itu ia dapat usai mengikuti seminar meeting online via zoom bersama Pertamina dan Kementrian ESDM terkait masa depan kilang minyak untuk kemandirian energi, Sabtu (27/6).
“Alhamdulillah, kabar gembira buat kita semua khususnya masyarakat Kota Bontang terkait isu pembatalan pembangunan kilang di Bontang itu tidak benar. Karena Bontang sudah masuk dalam plant strategis pembangunan kilang untuk pemenuhan BBM di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sigit mempertanyakan kelanjutan rencana pembangunan kilang yang disebut akan menyerap ribuan tenaga kerja tersebut. Terlebih Pemerintah Kota Bontang telah mempersiapkan segala sesuatu terkait pembangunan kilang.
Baca juga: Apa Kabar Proyek Kilang? Bontang Tunggu Sikap Pemerintah Pusat
Sementara, dari rekaman video yang ditermia dialektis.co, CEO Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional) Ignatius Tallulembang menegaskan pembangunan kilang baru di Bontang merupakan salah satu penugasan yang diberikan dari Kementrian ESDM melalui Kepmen nomor 935 tahun 2016.
Kata dia, Pertamina sejak tahun 2018 telah melakukan pencarian patner dan terpilih perusahaan migas asal Oman yaitu Overseas Oil and Gas (OOG) untuk pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barel per hari (bph).
Sayangnya, hingga penghujung tahun lalu kedua belah pihak tak mencapai kata sepakat terkait skema yang ada dimana Pertamina tidak berinvestasi, nantinya setelah 20 tahun baru pengelolaan sepenuhnya ada di Pertamina. Akhirnya Pertamina pun memutuskan terminasi atau tidak melanjutkan kerjasama.
“Tetapi kilang Bontang ini merupakan salah satu penugasan dari Pemerintah. Saat ini selama belum ada patner, konsep sekema belum bisa ditindak lanjuti, ini masih ON ada dalam Kepmen jadi masih masuk list. Tetapi Pertamina fokus untuk menyelesaikan peningkatan kapasitas dan pengolahan kilang-kilang eksisting dulu,” terangnya.
Ignatius menyatakan dengan berakhirnya kerjasama dengan OOG, untuk kelanjutan Kilang Bontang menunggu sampai ada patner yang tertarik dengan sekema kerjasama yang sama ditawarkan Pertamina ke OOG.
Namun, Ignatius menyatakan sedikit berbeda dengan kilang baru di Tuban progres pengerjaan tetap berjalan. Pertamina fokus pada peningkatan kapasitas kilang eksisting sembari mengerjakan pembangunan GRR Kilang Tuban yang skema kerjasamanya bersama patner telah disepakati. (Yud/DT).
Discussion about this post