DIALEKTIS.CO – Ratusan hektare tanaman pertanian di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan rusak akibat serangan hama belalang.
Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu, menyatakan serangan hama ini terjadi sejak September 2020 lalu. Namun, saat ini hama belalang makin masif menyerang tanaman jagung petani terutama di Kecamatan Umbu Ratu Ngga.
“Kondisi Sumba Tengah saat ini sudah saya nyatakan darurat hama belalang. Sudah 200-an hektare (yang diserang), dan ada ratusan hektare lagi juga berpotensi diserang,” kata Paulus SK Limu, seperti dikutip dari alaman Antara, Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Nasihat Syaikh bin Baz Sikapi Pemimpin yang Memutuskan Kebijakan Keliru
Terangnya, beragam upaya untuk mengatasi hal ini pun telah dilakukan. Salah satunya dengan menugaskan secara khusus 100 pegawai setiap harinya untuk membantu pembasmian di lokasi pertanian masyarakat.
“Setiap hari, tiga atau empat SKPD masing-masing 20 0rang. Ikut ke lapangan membantu penyemprotan cairan pestisida,” katanya.
Bahkan, Sabtu dan Minggu pun para pegawai secara bergilir ikut kolaborasi bersama petugas dari Kabupaten bersama aparat Desa, serta tokoh masyarakat, dan warga atau petani terus berjalan untuk melakukan pembasmian.
“Pembasmian lebih efektif dilakukan saat belalang masih kecil yang baru menetas, karena jika sudah besar dan bisa terbang maka butuh kerja ekstra lagi,” tuturnya.
Baca juga: Keutamaan Nikmat Aman
Jelasnya, migrasi belalang ini berawal dari wilayah Kabupaten Sumba Timur dan hingga kini secara masif menyerang Sumba Tengah maka dia berharap semua Pemerintah Kabupaten se-Pulau Sumba bergerak dengan seluruh komponen untuk melakukan penanganan.
“Empat Kabupaten (di Pulau Sumba) ini perlu sama-sama bergerak melibatkan semua komponen masyarakat sehingga menjadi gerakan bersama karena serangan hama belalang ini sudah menjadi bencana,” katanya. (*)
Discussion about this post