DIALEKTIS.CO – Bontang ada dalam bayang-bayang krisis lahan makam. Data menunjukkan lahan pemakaman tak bertambah dan kian terisi penuh. Ragam upaya bergulir dari waktu ke waktu tetapi butuh strategi atau terobosan.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam tidak menampik isu krisis lahan pemakaman tersebut. Bahkan dia menyatakan dewan telah berulang kali mencari skema yang efektif guna mengatasi keterbatasan lahan.
Dicontohkannya, sebelumnya DPRD telah mendorong dianggarkanya pembebasan lahan di wilayah Bontang Barat. Namun, belum dapat dieksekusi lantaran masih mengalami kendala saat pembebasan.
“Anggarannya sudah ada di kas daerah. Tapi, ternyata pemilik lahan tidak terima kalau harganya kemurahan. Nah, itu lagi yang coba kembali kita anggarkan ulang, rencanakan ulang,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
Selain itu, kata Andi Faiz ada juga asprasi dari masyarakat untuk pembebasan lahan yang ada di wilayah Lempake Kelurahan Loktuan. Serta usulan pembanguan kawasan terpadu atau pemakaman umum.
Menurutnya pembebasan lahan baru terpisah dari pemakaman yang sudah ada membutuhkan waktu yang cukup panjang. Lantaran, harus melalui sejumlah tahapan perizinan terlebih dahulu.
“Nantinya akan kita kaji lah yang mana. Intinya untuk sekarang yang bisa kita lakukan hanya pembebasan lahan yang berada di sekitar pemakan yang sudah ada,” tuturnya.
Terlebih, rata-rata setiap kawasan pemakam sudah punya alternatif lahan di sekitarnya yang dapat dibebaskan. Kata dia, hal ini yang paling memungkinkan bisa dianggarkan secepatnya sebagai solusi jangka pendek.
“Saya kira, DPRD bersama pemerintah sudah dari tahun lalu sudah berulang rapat dengar pendapat terkait krisis lahan ini,” jelasnya.
Terpisah, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di Kota Bontang menggelar aksi di area pemakaman muslim Bontang Kuala, Rabu (7/5/2025), mereka menyuarakan aspirasi keresahan terkait krisis lahan pemakaman.
Johan Salatif, pengurus Kerukunan Keluarga Besar Asli Bontang (KKBAB), sekaligus Wakil Sekretaris Lembaga Adat Kota Bontang menegaskan, pemakaman yang ada sudah tidak memungkinkan lagi digunakan.
“Kami minta Pemkot segera membebaskan lahan di belakang STM Negeri. Kuburan di sini sudah tidak bisa menampung lagi. Ini soal rumah masa depan kami, jangan diabaikan,” serunya.
Senada, Sahrinsa, tokoh masyarakat Bontang, dewan penasihat ormas, sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Borneo Cabang Bontang, mengaku prihatin.
Ia menekankan bahwa kebutuhan lahan makam adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda. Dan berharap hal ini segera mendapat jalan keluar yang memuaskan bagi warga. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post