Dialektis.co – Sejalan dengan arahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang untuk menghadirkan sekolah yang memberikan pendidikan setara bagi semua siswa termasuk pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau penyandang disabilitas.
Komitmen itu salah satunya ditunjukkan SMP Negeri 2 Bontang yang telah menerapkan program sekolah inklusi. Program ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang tidak membedakan siswa berdasarkan kebutuhan khusus, dan telah berjalan selama satu semester.
Kepala Sekolah SMPN 2 Bontang, Siti Chusuning Khayah, menjelaskan bahwa program ini didesain agar siswa dengan kebutuhan khusus dapat merasakan hak mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak dan setara.
Saat ini, sebanyak 23 siswa dari kelas VII hingga IX mendapatkan pendampingan intensif dalam kegiatan belajar, guna memastikan mereka dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagai bagian dari upaya penerapan inklusi, SMP N 2 Bontang membentuk tim khusus yang terdiri dari sembilan orang. Tim ini terdiri dari kepala sekolah, sekretaris, koordinator, serta dua orang guru dari masing-masing jenjang kelas VII, VIII, dan IX.
“Kami berharap tim ini dapat menjadi pendamping yang efektif dan mampu menjawab pertanyaan serta kebutuhan baik dari siswa, guru, maupun orang tua,” ujarnya, Senin (16/9/2024).
Pelatihan khusus juga diberikan kepada tim tersebut agar mereka memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait pendekatan yang tepat dalam mendampingi siswa ABK.
Dengan demikian, diharapkan mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan tepat sasaran.
Selain pendampingan di dalam kelas, SMP N 2 Bontang menjalin kerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) melalui sebuah Memorandum of Understanding (MoU).
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek penting seperti pertukaran guru, pengembangan kurikulum, serta kegiatan bersama yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di kedua sekolah.
Dalam kerja sama ini, SMP N 2 Bontang juga mendapat dukungan dalam pengembangan alat bantu pembelajaran, konsultasi, dan program magang bagi guru-guru yang ingin lebih memahami cara mendampingi siswa berkebutuhan khusus.
“Kerja sama dengan SLB ini kami harap dapat membantu meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dalam menghadapi berbagai kebutuhan dari siswa ABK,” ungkapnya.
Melalui program ini, siswa ABK tidak hanya dibimbing dari sisi akademis, tetapi juga diarahkan untuk berkembang secara sosial dan emosional, sehingga mereka bisa merasakan pengalaman sekolah yang menyenangkan dan mendukung.
Ia menambahkan, salah satu tujuan utama dari program inklusi ini adalah untuk mengintegrasikan siswa ABK dengan lingkungan sekolah umum, sehingga mereka merasa dihargai dan setara dengan teman-teman sebayanya.
SMP N 2 Bontang juga mengadakan kegiatan bersama yang melibatkan siswa ABK dan siswa lainnya dalam rangka menciptakan suasana inklusif.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati di antara siswa, sehingga dapat tercipta lingkungan sekolah yang ramah dan mendukung bagi semua pihak.
Program inklusi ini telah memberikan dampak positif bagi sekolah. Para siswa, baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak, mulai menunjukkan sikap saling menghargai dan bekerja sama.
“Kami berharap, ke depan, sekolah-sekolah lain juga bisa mengadopsi program seperti ini agar semakin banyak siswa yang mendapatkan pendidikan setara,” sebutnya.
Dengan penerapan program inklusi ini, SMP N 2 Bontang menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya soal memberikan ruang, tetapi juga menciptakan peluang bagi semua siswa untuk tumbuh dan berkembang bersama.
“Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa terkecuali,” tutupnya. (*)
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post