Dialektis.co – Konflik manusia dan buaya di wilayah pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur dalam beberapa waktu belakangan ini makin mengkhawatirkan. Dalam beberapa bulan saja sudah puluhan kejadian.
Teranyar, pada Kamis (24/11) kemarin. Seorang anak berusia 11 tahun menjadi korban gigitan buaya di daerah Gang Keluarga 2 RT 01, Tanjung Limau.
Meski beruntung berhasil lepas dari maut. Pada persitiwa itu, bocah pemberani itu menderita sejumlah luka besar di kedua kakinya. Tak kurang 15 jahitan di area betis, guna menghentikan pendarahan.
Peristiwa berulang ini pun, menarik perhatian publik setempat. Hingga wacana pembangunan penangkaran kembali mengemuka.
Baca juga: Kisah Kelompok Mangrove Teluk Bangko, Menanam Harapan di Pesisir Loktuan
Salah satunya datang dari Ketua DPC Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Kota Bontang, Jusmin. Menurutnya, penangkaran untuk merelokasi buaya menjadi penting. Guna menekan potensi konflik buaya dengan manusia terus terjadi.
Kata dia, secara geografis wilayah Bontang dominan kawasan perairan pesisir yang membentang sepanjang pinggiran pemukiman. Maka tak heran, banyak ditemukan habitat asli buaya.
“Negara harus hadir menyelamatkan warganya. Apa lagi korban mayoritas anak-anak. Saya rasa, keberadaan penangkaran buaya menjadi kebutuhan mendesak,” ujarnya saat bincang dengan redaksi media ini, Rabu (26/11).
Baca juga: Prevab TNK, Hutan Habitat Orang Utan Itu Terancam Perambahan
Selain aspek keselamatan warga, kehadiran penangkaran buaya dinilai akan dapat menjadi objek wisata tersendiri.
Terpisah, Ketua DPC Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Kota Bontang, Eko Satrya dalam pernyataan resminya secara kongkrit menilai kandang buaya yang ada di Taman Mangrove, Tanjung Laut Indah bisa dimanfaatkan sebagai percontohan.
Eko menawarkan konsep Taman Konservasi Buaya, sebagai solusi mengatasi persoalan ini. Menurutnya, Bontang bisa membangun tempat yang berfungsi sebagai pusat penangkaran, edukasi, dan rekreasi yang fokus pada konservasi buaya.
Baca juga: Mengejutkan! Seekor Buaya Muncul di Jalan Protokol Kota Bontang, Damkar Imbau Hati-hati
“Tempat ini menampung berbagai spesies buaya dan satwa lainnya. Memungkinkan pengunjung untuk mempelajari kehidupan satwa liar, melihat proses pemberian makan. Serta menikmati fasilitas lain seperti area wisata rekreasi dan edukasi,” paparnya.
Kata Eko, kandang buaya hasil kolaborasi bersama Pemprov Kaltim yang awalnya diperuntukkan untuk buaya Riska tersebut laik untuk difungsikan sebagai penangkaran buaya.
“Apabila kandang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kandang konservasi buaya Bontang. Sebagai percontohan, tidak menutup kemungkinan di masa mendatang di Bontang akan berdiri Taman Konservasi Buaya Indonesia seperti di Malang, Jawa Timur,” sebutnya. (*).
Baca juga: Cerita Warga Gang Arwana Bontang Diterkam Buaya, Selamat Karena Ditolong Istri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.








Discussion about this post