DIALEKTIS.CO – Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Bontang, Ronny Widiyatmoko menyatakan mendukung penuh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Meski tidak memungkinkan untuk melakukan pembatasan aktivitas kantor dengan menerapkan skema 75 persen work from home atau WFH dan work from office atau WFO sebesar 25 persen. Pihaknya kini mentiadakan kegiatan apel pegawai.
“Selama PPKM, kita meniadakan apel pagi dan sore. Sebab kegiatan itu bersifat mengumpulkan orang banyak. Dengan memberlakukan absen mandiri,” ujarnya saat ditemui, Kamis (21/1).
Guna menekan jumlah kepadatan di dalam sel tahanan. Pihaknya juga masih memberlakukan stop tahanan titipan dari Kepolisian dan Kejaksaan.
Kata dia, saat ini Lapas hanya menerima tahanan pengadilan yang nantinya akan menjalani proses peradilan online. Begitupun tahanan yang telah putus proses peradilannya.
Terangnya, mekanisme ini dinilai cukup berhasil menekan lonjakan jumlah warga binaan.
“Relatif stabil sekarang, antara yang keluar dan yang masuk. Fluktuatif angkanya tidak terlalu siknifikan, antara 1.100 sampai dengan 1.200 lah,” terangnya.
Per Kamis, total warga binaan Lapas Bontang berjumlah 1.197 orang. Dari jumlah itu 60 hingga 70 persennya didominasi narapidana (Napi) kasus Narkoba.
Lanjutnya, sejak pemberlakuan PSBB, New Normal hingga kini PPKM, guna menekan potensi penyebaran Covid-19, pihaknya meniadakan layanan kunjungan.
Sebagai gantinya, disiapkan layanan penitipan barang dan kunjungan hanya bisa dilakukan secara virtual.
“Kami sudah siapkan beberapa box wartel dan sejumlah PC untuk memudahkan warga binaan komunikasi secara virtual lewat PC yang disediakan,” ungkapnya.
Layanan sarana video call tersebut diadakan agar warga biaan tetap menerima haknya untuk tidak memutus silaturahmi dengan dunia luar dan keluarga yang waktunya diberikan sama dengan waktu pelaksanaan jam besuk. (Yud/DT)
Discussion about this post