PENERTIBAN pedagang kaki lima (PKL) di Jalan KS Tubun, Kota Bontang, Rabu (29/7) Pagi tadi nyaris ricuh. Pasalnya, sejumlah pedagang ayam dan ikan sempat bersikeras tidak mau lapak dagangannya dipindahkan petugas.
“Tolong pak minta waktu dua hari, sampai habis lebaran. Jangan sekarang, berapa rugiku ini kalau sekarang,” teriak histeris, Ilyas salah satu pedagang ayam.
Ilyas terus berusaha meyakinkan petugas, bahwa dagangan yang ia jajakan hanya bersifat musiman. Ia pun berjanji akan segera angkat kaki usai lebaran Idul Adha.
“Lebih baik ditembak pak, jangan sekarang,” desaknya.
Baca juga: Masih Persuasif, Penertiban PKL di Jalan KS. Tubun Belum Eksekusi
Ketegangan juga terjadi di sejumlah lapak pedagang ikan. Mereka menilai penertiban yang dilakukan semena-mena, sebab petugas hanya mendengarkan aspirasi pedagang dalam pasar.
“Tertibkan pedagang ikan di Tanjung Limau pak. Jangan pedagang kecil kaya kami saja yang diganggu. Kami jualan ngak lebih sampai jam 11.00 siang,” teriak salah satu pedagang.
Mereka mengaku tidak dapat lapak di bangunan baru Taman Pasar Rawa Indah (Tamrin), sehingga terpaksa berjualan di pinggir jalan.
Petugas pun akhirnya kembali memberi kelonggaran hingga pasca Idul Adha. Meski begitu, pedagang tetap tidak diperbolehkan menempati sisi jalan. Harus mundur kelahan dibelakang area biasa mereka berjualan.
Sementara sebelumnya, puluhan toko dan kios yang menggunakan trotoar dan atas parit berhasil ditertibkan tanpa adanya penolakan. Tampak sejumlah petugas membantu pedagang memindahkan barang dagangannya ke dalam kios mereka.
“Husus pedagang musiman, kita kasi waktu. Setelah lebaran semua harus bersih,” terang Ketua tim kota, Zulkifli.
Diakuinya, selain sebagai upaya menjaga estetika kota dan penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2012 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kreatif lapangan. Penertiban ini dilakukan sebab adanya keluhan dari pedagang yang telah bersedia menempati bangunan baru. (Yud/DT).
Discussion about this post