DIALEKTIS.CO – Minat penyintas Covid-19 untuk menyumbangkan plasma darah konvalesen di Kota Bontang sangat rendah. Palang Merah Indoneia (PMI) setempat masih kesulitan mendapat pendonor.
Padahal terapi plasma dinilai salah satu opsi medis yang efektif untuk mendorong angka kesembuhan pasien Covid-19. Terlebih jumlah pasien yang sembuh di Bontang cukup banyak, yakni 2088 orang.
Disisi lain, kasus aktif dan meniggal dunia dalam tiga pekan belakangan terus meningkat.
“Akan segera saya koordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan PMI,” kata Sekda Bontang Aji Erlinawati saat dikonfirmasi, Rabu (27/1/2021).
Aji mengakui, Meski cukup banyak Pegawai Negri Sipil (PNS) dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bontang yang telah menjadi penyintas Covid-19.
Hingga saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) belum mengeluarkan imbauan bagi penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma darahnya bagi pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit.
“Nanti saya akan koordinasi lebih lanjut lagi, Insya Allah nanti saya informasi lebih lanjut terkait pemanfaatan alat itu seperti apa,” tuturnya.
Kata dia, perlu penjelasan yang mendalam terkait syarat-syarat untuk orang yang jadi pendonor plasma. Sebelum Pemkot mengeluarkan imbauan donor.
Diwartakan sebelumnya, Selain menekan potensi penyebaran, upaya memberi fasilitas penyembuhan pun telah disiapkan Pemerintah Bontang. Salah satunya, dengan mendatangkan alat Terapi Apheresis pada akhir Desember 2020 lalu.
Namun, alat terapi plasma darah atau plasma konvalesen untuk pengobatan pasien Covid-19 seharga Rp 1,5 miliar tersebut belum juga dapat maksimal digunakan.
Pasalnya, hingga kini PMI Kota Bontang kesulitan untuk mendapatkan donor plasma darah. (Yud/DT)
Discussion about this post