DIALEKTIS.CO – Keputusan Pemerintah Bontang, Kaltim untuk mencabut pembatasan jam operasi pasar (setengah hari), disambut gembira para pedagang.
Menurut mereka keputusan ini sangat tepat, mengingat sulitnya perputaran ekonomi selama pemberlakukan Bontang Silent dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tersebut.
“Alhamdulillah, ini kabar baik mas. Semoga corona segera pergi dan ekonomi kembali seperti semula,” ujar Sri (42) salah satu pedagang sayur di Pasar Tamrin, Jumat (26/2/2021).
Pantauan, selain itu keputusan untuk mengizinkan objek wisata buka kembali juga mendapat tanggapan positif masyarakat dan pelaku usaha.
“Bagus dong, kita juga sudah mulai terbiasa dengan masker kok. Mau sampai kapan ditutup semua,” kata Iksan (24), warga Api-api saat ditemui di Lapangan, Lang-lang.
Sebelumnya, Sabtu (20/2/2021) lalu Pemerintah Kota menggelar rapat evaluasi pemberlakukan PPKM yang memutuskan mencabut pembatasan jam operasi pasar dan membuka kembali tempat wisata.
Asisten II Setkot Bontang, Zulkifli mengakui sulitnya penertiban pedagang, utamnya di sepanjang Jalan KS Tubun dan demonstrasi pedagang Pasar Tamrin menjadi salah satu pertimbangan keputusan itu diambil.
“Perimbangannya lebih karena menyangkut hajat hidup orang banyak,” tuturnya.
Meski begitu, Zulkifli menekankan keputusan ini bukan berarti akan mengendorkan pengawasan terhadap pemberlakukan protokol kesehatan (prokes) 5 M.
Yakni, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas saat tidak terlalu penting.
Khusus untuk objek wisata Beras Basah. Zulkifli menegaskan tetap ada pembatasan jumlah pengunjung, dalam sehari ikon wisata Kota Bontang itu hanya boleh dikunjungi 300 orang.
Pembatasan mulai diterapkan saat pengunjung menaiki kapal penyebrangan, potensi penumpukan di dalam kapal pun akan menjadi perhatian tersendiri.
“Agar mudah dipantau, jalur masuk akan dibuat satu pintu di Pelabuhan Tanjung Laut,” pungkasnya. (Yud/DT).
Discussion about this post