BONTANG – Dampak pandemi Covid-19 mengubah kehidupan Andri, pemutusan hubungan kerja (PHK) yang ia alami memaksa mantan montir bengkel di Kota Samarinda itu banting setir menjadi pengamen badut di kawasan SPBU Kopkar PKT, Kota Bontang.
Sejak pagi menyapa hingga terik mentari mereda, Andri beraksi dengan kostum badut karakter dora menanti sekeping derma.
Gerakannya pun tampak semakin bersemangat saat ada kendaraan yang menghentikan laju, badut dora itu seolah berharap tangan-tangan menyodorkan uang kecil yang baginya sangat bermakna.
Andri menuturkan, sulitnya mendapat pekerjaan, serta desakan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi setiap harinya menjadi alasan utama ayah dua anak itu menjadi pengamen badut, 4 bulan belakangan di Kota Taman.
Andri menyadari, pendapatannya saat ini sangat mepet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya bayar kontrakan tempat keluarga kecilnya berdiam.
“Yang penting halal mas, kalau lagi beruntung sehari bisa dapat Rp 100 ribu udah Alhamdulillah,” ujarnya saat ditemui, Jumat (20/11) Sore.
Dalam menjalankan aksinya, Andri mengaku tidak lelah. Hanya rasa gerah yang kerap ia rasakan, itu sebab beberapa saat ia terpaksa melepas kepala badut yang dikenakannya untuk sekedar mengelap peluh di kening dan menenggak air mineral.
Rasa gelisah dan waspada juga seriang Andri rasakan jika mobil aparat melintas. Ia khawatir, ada razia yang menjaring pencari nafkah di jalanan seperti dirinya.
Ia pun masih berharap, suatu saat mendapat pekerjaan tetap. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya yang dari hari kehari dirasa terus meningkat. (Yud/DT).