Dialektis.co – Beberapa hari lagi, Timnas Indonesia membawa mimpi jutaan rakyat Indonesia untuk menuju Piala Dunia 2026. Peluang itu ada, laga penyisihan round 4 yang akan digelar di Jeddah, Arab Saudi jadi penentu.
Untuk pertama dalam sejarah, Piala Dunia akan diikuti 48 negara. Sebuah lonjakan besar dari edisi-edisi sebelumnya yang selalu diikuti 32 peserta. Perubahan ini mendorong peluang, bagi negara-negara yang selama ini dianggap outsider untuk berani bermimpi.
Di kawasan Asia, FIFA membari jatah 8 tiket lolos langsung. Ditambah 1 tiket playoff antar konfederasi. Namun, meskipun kini porsi lolos naik. Jalan menuju Piala Dunia tidak lantas menjadi lebih mudah, justru sebaliknya persaingan menjadi semakin kejam, luas dan kompetitif.
Bayangkan saja, sejak awal ada 47 negara Asia yang mendaftar. Dari sana mereka harus melalui tahap penyisihan anjang. Mulai babak awal round 1, kemudian ke babak grup besar round 2, lalu masuk ke babak super ketat round 3.
Dan akhirnya kini sampai di round 4, fase paling menentukan. Apakah sebuah negara lolos otomatis, atau harus melalui jalur playoff. Nah, di round 4 ini lah Indonesia berada saat ini. Formatnya sederhana, tapi berutal.
Hanya ada dua grup kecil, berisi tiga tim. Setiap tim, hanya memainkan dua pertandingan. Hanya juara grup yang langsung mendapatkan tiket Piala Dunia 2026. Sementara tim yang finis posisi kedua, masih harus berjuang lagi di round 5. Lalu berhadapan lagi dengan wakil dari konfederasi lain di babak playoff antar benua.
Artinya, bagi Indonesia kesempatan emas hanya sekali. Dua pertandingan, 180 menit di round 4 sangat menentukan. Tidak boleh ada ruang untuk kesalahan sedikit pun. Sebab dapat menghancurkan mimpi juataan rakyat yang sudah menunggu puluhan tahun.
Lebih dramatis, jika dilihat secara global. Indonesia kini menjadi satu diantara kontestan yang tengah berebut 30 tiket tersisa. Atau, satu dari 6 tim di Asia tersisa yang tengah memperjuangkannya. Sebuah posisi yang dulu rasanya mustahil.
Timnas Indonesia, kini beradai di anatara nama-nama besar. Arab Saudi, Irak, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab. Semua negara yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola Asia. Tapi, sejarah juga mengajarkan tidak ada tim yang abadi di puncak dan tidak ada tim yang selamanya jadi pecundang.
Format baru ini mebuka peluang bagi tim yang berani bermimpi. Round 4 ini tidak sekedar dua pertandingan, ini adalah ujian mental, fisik, dan sejarah. Jika lolos, maka Indonesia akan sejajar dengan tim dunia. Jika, gagal perjalanan panjang ini akan jadi luka baru yang butuh waktu lama untuk disembuhkan.
180 menit untuk mengubah sejarah, 180 menit untuk membuktikan bahwa Garuda benar-benar bisa terbang tinggi di panggung dunia. Dua laga, dua lawan berat, Arab Saudi dan Irak jadi lawan yang harus benar-benar diatasi di Oktober ini.
Hingga artikel ini dipublis, rombongan Timnas Indonesia sudah mulai berdatangan ke Jeddah, Arab Saudi, guna menghadapi dua laga penting tersebut. Skuad Garuda akan menantang tuan rumah Arab Saudi pada Kamis dini hari WITA, 9 Oktober, dan Irak pada Ahad dini hari WITA, 12 Oktober.
Seluruh pertandingan bersejarah ini akan digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post