BONTANG – Pemerintah telah memberi lampu hijau bagi Sekolah negeri dan swasta untuk kembali menerima siswa dalam pembelajaran di gedung sekolah, pada Januari 2021. Namun, sebelumnya semua Sekolah diminta untuk menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka.
Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang Saparudin menyatakan simulasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka tersebut penting untuk dilakukan sebagai upaya mencegah adanya penambahan klaster baru Covid-19 saat Sekolah mulai dibuka kembali pada masa transisi ini.
Simulasi yang dimaksud berkenaan dengan akses pelajar masuk hingga keluar dari bangunan Sekolah. Termasuk ketersediaan sarana penunjang protokol kesehatan. Mulai dari tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, pengaturan akses masuk yang tidak berpotensi adanya kerumunan, jumlah toilet, jumlah masker yang dipersiapkan, serta pengaturan jarak kursi di setiap ruang kelas.
“Tidak mewajibkan menggelar simulasi, ini hanya mengimbau. Tapi perlu diingat ini sangat penting,” ujarnya.
Kata dia, meski gambaran ketersediaan sarana dan akses bagi pelajar telah dituangkan oleh Sekolah pada formulir data pokok pendidikan (Dapodik). Praktek simulasi lapangan tetap perlu dilakukan, untuk mengecek kesiapan dan realisasi sarana penunjang prtokol kesehatan.
“Setiap Sekolah diminta mengelar simulasi, terus direkam dalam bentuk video dan dikirim ke Disdikbud,” tuturnya.
Nantinya, semua video simulasi akan diserahkan kepada Kepala Daerah guna menjadi dasar pertimbangan untuk mengeluarkan keputusan pembukaan aktivitas belajar tatap muka di Sekolah kembali. Selain itu, simulasi ini merupakan checklist dari isian yang telah dilaporkan Sekolah dalam Dapodik.
Sebab sesuai arahan SKB 4 Menteri, mensyaratkan kegiatan belajar mengajar tatap muka boleh diterapkan bila telah mendapat persetujuan dari masing-masing Kepala Daerah.
Sekedar diketahui, seperti diwartakan sebelumnya Disdikbud Kota Bontang telah menjadwalkan kegiatan belajar mengajar tatap muka akan mulai digelar pada 4 Januari dan kemudian diundur menjadi 11 Januari.
Selain sebab sekolah diminta untuk menggelar simulasi terlebih dahulu. Pengunduran ini juga dilakukan sebagai antisipasi adanya libur tahun baru, sehingga persiapan Sekolah menjadi lebih matang. (Yud/DT).
Discussion about this post