DIALEKTIS.CO – Naiknya harga jual minyak goring di sejumlah pasar tradisional di Kota Bontang, semakin dikeluhkan para pembeli.
Pasalnya, sudah beberapa pekan terakhir harga jual minyak goreng curah maupun kemasan tak kunjung stabil.
Dari informasi yang dihimpung, saat ini satu liter minyak goreng merek Bimoli dijual seharga Rp 19 ribu dan kemasan dua liter diharga Rp 37 ribu. Padahal sebelumnya, per liter hanya dibanrol sekira Rp 16 ribu.
Baca juga: Ciptakan UMKM Unggulan, BW Usul Pemkot Bangun Kemitraan Dengan Pabrik CPO
“Kalau kemasan lima liter sekarang sudah Rp 95 ribu, biasanya hanya Rp 80 ribu. Ngak tau jua kenapa, dari sananya (pemasok) sudah naik,” kata Fiah, salah satu pedagang sembako di pasar Taman Rawa Indah (Tamrin).
Kenaikan harga ini pun dikeluhkan oleh masyarakat, baik para pedagang maupun pembeli. Tari (38) salah satunya.
Ibu rumah tangga, warga Loktuan itu mengaku cukup kaget dengan lonjakan harga minyak goreng tersebut. Ia pun berharap harga dapat segera kembali normal.
“Ya, semoga bisa segera turun harganya,” ujarnya.
Sementara, menanggapi lonjakan harga minyak goreng Pemkot Bontang melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) tengah mengajukan permohonan untuk mendapat suplai minyak goreng ke Pemprov Kaltim.
Kabid Ketahanan Pangan DKP3, Debora Kristiani menyatakan pihaknya tengah berencana menggelar operasi pasar.
“Kita juga bersurat ke Toko Tani Indonesia di Samarinda. Semoga bisa dapat pasokan minyak goreng dengan harga produsen. Artinya di bawah harga pasaran,” terangnya.
Debora menjelaskan kenaikan harga minyak goreng ini tidak hanya terjadi di Bontang. Melainkan global. Lantaran kenaikan harga minyak dunia.
Di tambah pengiriman logistik selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terhambat adanya ketentuan berlaku.
Meski mahal, ia menyebut jumlah pasokan minyak goreng masih relatif aman. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir. (*)
Discussion about this post