DIALEKTIS.CO – Meski Idul Fitri 1442 H masih tiga pekan lagi, harga kelapa parut di Kota Bontang, Kalimantan Timur sudah semakin mahal.
Patauan, pada Rabu (21/4/2021) harga salah satu kebutuhan pangan penting di setiap peringatan hari raya itu rata-rata dijajakan dengan harga Rp 15 higga Rp 20 ribu. Naik sekira 2 kali lipat dari harga normal Rp 8 ribu per buah.
“Mahal, tadi mau beli yang agak besar harganya sudah Rp 15 ribu. Kalau naik terus, bisa-bisa lebaran ini tanpa opor dan buras,” ujar salah satu pembeli di pasar Tamrin, Darwis (45) samil tertawa.
Warga Kelurahan Api-api itu berharap, stabilitas harga jelang Idul Fitri dapat terjaga. Terlebih mayoritas ekonomi masyarakat cukup merosot akibat pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Selasa (20/4/2021) lonjakan harga kelapa parut itu juga menjadi perhatian Komisi II DPRD Bontang saat menggelar rapat kerja bersama Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3).
“Pengusaha penjual santan, laporannya sudah 3 hari tidak menjual karena tidak ada pasokan. Kalaupun ada, sekarang harganya hampir Rp. 30 ribu /kg,” kata Ridwan.
Ia menyesalkan, komoditas itu terkesan luput dari perhatian DPK3. Padahal, kelapa penghasil santan itu sangat diperlukan masyarkat saat memasak sejumlah menu khas lebaran.
“Ini harus ditanggapi serius dan tidak bisa dikecualikan,” tegasnya.
Sementara, pelaksana tugas (Plt) Kepala DKP3 Bontang Ali Akbar mengakui kelapa parut tidak masuk dalam komoditas strategis, sehingga terkesan luput dari pantauan.
Namun begitu, ia berjanji segera menurukan jajarannya untuk monitoring harga.
“Akan jadi perhatian ke depan,” tuturnya.
Terangnya, ketersedian pasokan kelapa parut di Kota Bontang mayortitas masih berasal dari sejumlah daerah penopang, seperti Santan, Muara Badak dan Kaliurang. (Yud/DT).
Discussion about this post