DIALEKTIS.CO – Harga daging sapi pada akhir Ramadan cukup tinggi. Pedagang di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Kota Bontang menyebut harga daging sapi dijual Rp 150 ribu per kilogram (kg). Normalnya Rp 125 ribu – Rp 130 ribu.
Komoditas ini dikenal selalu mengalami kenaikan, terlebih beberapa hari jelang lebaran Idul Fitri. Meski mengalami kenaikan harga, jumlah permintaan pembeli tidak mengalami penurunan.
Marno, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Tamrin mengaku justru menambah stok daging dagangannya lantaran meningkatnya jumlah pembeli. Ia pun menyebut tidak sulit untuk mendapatkan daging segar.
“Saya ambil pasokan dari rumah pemotongan hewan (RPH), selalu ada aja,” ujarnya.
Ia menduga kenaikan harga sapi ini terjadi lantaran meningkatnya biaya distribusi. Pasalnya, pasokan sapi di Kota Bontang rata-rata didatangkan dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan NTB.
Di sisi lain, kenaikan harga ini justru ditanggapi kritis oleh pembeli. Seperti yang disampaikan Tari (29) ia menyatakan masyarakat terpaksa mebeli lantaran kebutuhan berlebaran.
“Kalau bisa ya jangan naik lagi, Rp 150 ribu itu sudah tinggi. Jangan sampai naik lagi lah,” harapnya, Kamis (28/4).
Terpisah sebelumnya, Kepala UPT RPH Bontang, Hasyim membenarkan adanya peningkatan permintaan daging sapi segar.
Hasyim menyebut saat ini sehari pihaknya memotong 19 ekor, padahal di hari normal RTH hanya memotong 8 ekor sapi.
“Kalau jelang lebaran tahun lalu, pas H-2 sehari kita potong 40-50 ekor kategori sapi Bali,” ungkapnya.
Terangnya kenaikan harga sapi tidak hanya terjadi di Kota Bontang. Hampir seluruh wilayah Indonesia juga mengalami kenaikan.
Selain faktor biaya distribusi. Menurutnya hal ini terjadi lantaran peternak memilih menahan sapi berukuran besar untuk keperluan dagang saat Idul Adha, sebab itu rata-rata yang beredar saat ini hanya kategori sapi Bali yang berukuran tidak terlalu besar.
“Idul Adha tinggal dua bulan lagi, rata-rata yang sehat dan berukuran besar ditahan untuk dijual,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post