Sandiaga Salahuddin Uno resmi menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).
Mantan Calon Wakil Presiden itu kini dihadapkan dengan tantangan yang segera harus dijawabnya, terutama pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir dari alaman resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ahda (27/12) Sandi memulai dengan berdiskusi bersama Kepala Dinas Pariwisata seluruh Indonesia secara virtual untuk membahas percepatan pemulihan sektor Parekraf.
Percepatan pemulihan dinilai sangat penting, terutama di 5 destinasi super prioritas yang telah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), antara lain Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengusulkan bahwa perlu ada Calendar of Event di daerah setiap tahunnya. Selain itu, Jokowi juga ingin memastikan penerapan CHSE (kini disebut K4) di setiap destinasi pariwisata harus semakin disiplin dan strategis.
K4 yang dimaksud, yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan).
Kata Sandi, Wakil Presiden KH Maruf Amin juga menekankan sektor ekonomi kreatif (ekraf) harus bisa menjadi lokomotif dalam penciptaan lapangan pekerjaan.
“Kita mendata ada 30 juta pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk, mulai dari informal hingga pelaku usaha mikro dan besar sangat terdampak dan harus segera dibantu,” ujar Sandi.
Merujuk hal tersebut, percepatan pengembangan sektor Parekraf ditegaskan lewat penerapan tiga platform. Yakni, inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Kesempatan itu, Sandi mengingatkan kembali seluruh Pemda gas penuh (gaspol) untuk pemulihan Parekraf jangka panjang. Ia pun menyampaikan optimismenya membangkitan sektor Parekraf ini.
Menariknya, dalam kegiatan itu Sandi tampak tampil mengenakan jaket pemberian Presiden Jokowi yang menggambarkan folosofi mendalam menunjukkan kerja keras dan integritas.
Selanjutnya, Sandi menantang seluruh Pemerintah Daerah untuk menciptakan jaket dengan produk sejenis. Namun harus mencerminkan ciri khas daerah dan kearifan lokal untuk menggambarkan ekonomi daerah yang terpuruk saat ini. (*)
Discussion about this post