BONTANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang dr. Bahauudin menegaskan jajaranya belum menemukan kasus flu burung yang menjangkit manusia.
“Untuk Bontang belum ada yang menyerang manusia baru hewan saja,” ujarnya kepada reporter dialektis.co, Kamis (26/11).
Namun begitu, kata Bahauudin langkah antisipasi perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus mematikan tersebut.
Dijelaskannya, gejala terjangkit flu burung pada manusia mirip dengan gejala Covid-19 Yakni, suhu tubuh 38 derajar celcius keatas, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas dan nyeri badan. Dengan masa inkubasi yang lebih cepat.
“Ketika virus itu sudah masuk dalam tubuh maka dalam 3 hari sudah akan terlihat gejalanya. Jika proses virus dalam tubuh tumbuh lebih cepat maka dapat berujung hingga pada kematian,” jelasnya.
Kata dia, flu burung dapat menjangkit pada manusia lewat kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus tersebut. Dan selanjutnya dapat menular antara manusia ke manusia melalui batuk dan bersin.
Masyarakat yang dalam 7 hari belakangan memiliki riwayat kontak langsung dengan unggas yang mati mendadak tanpa sebab pun diminta untuk memeriksakan kesehatan diri.
“Begitu ada gejala untuk secepatnya melakukan pemeriksaan,” imbaunya.
Meski begitu, Bahauudin memastikan daging dan telur unggas yang terpapar flu burung aman dikonsumsi selama benar-benar dimasak secara bersih dan matang.
Sekedar diketahui, sebelumnya pada Senin (16/11/2020) Kota Bontang digemparkan dengan ditemukannya ratusan unggas jenis ayam milik warga di dua wilayah Kelurahan mati mendadak dan belakangan diagnosanya positif terjangkit virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.
Pemerintah kota setempat pun telah menerbitkan surat edaran prihal kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut, yang ditujukan kepada seluruh peternak unggas melalui Kelurahan masing-masing.
Dalam surat edaran tersebut, peternak diminta waspada terhadap unggas yang sakit atau mati. Serta meminta untuk meningkatkan kebersihan kandang dan peralatannya dengan melakukan penyemprotan disinfektan atau membersihkan dengan menggunakan sabun.
“Segera melapor ke DKP3 di Jalan S Parman KM 6, Cq Drh Priyono WA 085239789860 bila terjadi kematian unggas mendadak,” ujar Plt. Kepala DKP3, Amran dalam surat edarannya. (Ajis/Yud).
Discussion about this post