DIALEKTIS.CO – Sekolah-sekolah di Kota Bontang, Kalimantan Timur akan segera menerapkan kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen atau secara penuh.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat pun tengah menyiapkan regulasi teknis pelaksanaan, termasuk kesiapan sarana dan prasarana.
“Insya Allah, 10 Januari kita mulai gelar PTM 100 persen. Ini aturannya masih kami rampungkan,” ujar Kepala Bidang Dikdas, Disdikbud Bontang, Saparudin.
Terangnya, keputusan tersebut diambil menyusul telah terbitnya SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Wilayah yang sudah berada di PPKM level 1 dan 2, diperbolehkan menggelar PTM penuh.
Baca juga: BW Minta Disdikbud Kejar Ketertinggalan Pembelajaran Pasca Pandemi
Selain dari zona, Kota Bontang juga dinilai telah memenuhi syarat ketentuan tersebut. Sebab tingginya tingakat sebaran vaksinasi termasuk di kalangan pelajar dan tenaga pendidik yang telah berada diangka 80 persen.
Dengan demikian, sekolah dapat melaksanakan PTM terbatas dengan kapasitas 100 persen dari ruang kelas, dan lama belajar maksimal 6 jam per hari.
Lebih jauh, Saparudin berharap dengan digelarnya PTM 100 persen, dapat segera mengejar kekhawatiran adanya ketertinggalan pelajaran yang terjadi selama pandemi melanda.
Dengan menerapkan sistem merdeka belajar. Sebutnya, Bontang juga akan segera menyesuaikan diri dengan penerapan kurikulum prototipe.
Dengan demikian, nantinya setiap guru memungkinkan untuk lebih memfokuskan pembelajaran siswa pada bidang yang paling diminati.
Baca juga: Lagi, Binda Kaltim Gelar Vaksinasi Anak Usia 6-11 tahun di Dua SD
“Sama saja dengan K 2013, hanya saja kurikulum prototipe ini pendekatannya lebih mengarah pada ke individu siswa. Kalau dulu kompetensi dasarnya harus terpenuhi, sekarang tidak,” terangnya.
Ke depan, anak-anak akan dilayani secara individu. Sembilan kecerdasan akan digalakkan, dengan kata lain pendidikan akan menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
“Kita dulu marah kalau anak matematikanya dapat 5, padahal kesenian atau agamanya dapat 9. Kedepan pendidikan akan melihat minat dan kemampuan masing-masing siswa, tidak dipaksa sama rata,” pungkasnya. (Yud/DT).
Baca juga: Soal Kurikulum Prototipe, Disdikbud Bontang Belum Terima Sosialisasi dan Edaran
Discussion about this post