DIALEKTIS.CO – Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bontang, menuai sorotan tajam dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang. Sosialisasi pencegahan penularan dinilai kurang masif.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, hingga Juni 2022 kemarin, kasus DBD di Bontang mencapai 260 kasus dengan 1 kematian. Tren ini dikhawatirkan akan kembali menyamai jumlah kasus di 2021 lalu dengan total kasus 588 dan dua kematian.
Menanggapi itu, Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris menyatakan perlu dilakukan penguatan dalam melakukan sosialisasi pencegahan.
Menurutnya gerakan mengedukasi masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan perlu dikakukan dengan pelibatan unsur lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Edukasi ataupun antisipasi kepada masyarakat dalam upaya mencegah DBD itu harus ditingkatkan,” ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Memastikan kebersihan lingkungan dengan menghindari adanya wadah untuk berkembang biaknya jentik menjadi sangat penting. Optimalisasi kader posyandu di setiap wilayah dapat dilakukan.
“Masyarakat harus diedukasi atau diingatkan terus untuk bekerjasama mencegat penularan DBD,” tuturnya.
Sementa dilihat data sebaran DBD di Bontang, dari 15 kelurahan yang ada di Kota Bontang, Kelurahan Berbas Tengah menduduki peringkat pertama dengan 39 kasus, disusul Kelurahan Tanjung Laut dengan 34 kasus.
Selanjutnya, Kelurahan Tanjung Laut Indah 29 kasus DBD dan satu diantaranya meninggal, Kelurahan Api-api 27 kasus, Lok Tuan dan Telihan 24 kasus.
Belimbing dan Gunung Elai 17 kasus, Bontang Baru 16, Satimpo 13, Berebas Pantai 9 kasus DBD. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post