Dialektis.co
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS
No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home RAGAM

AJI Samarinda Gelar Webinar Jurnalisme Empati di Daerah Rawan Bencana

Redaksi by Redaksi
March 25, 2021
AJI Samarinda Gelar Webinar Jurnalisme Empati di Daerah Rawan Bencana
Share on FacebookShare on Twitter

DIALEKTIS.CO, Samarinda – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Samarinda, menyelenggarakan webinar berjudul Kaltim dalam Jejak Bencana dan Jurnalisme Empati.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Webinar AJI Indonesia bekerjasama dengan Google News Initiative (GNI).

Dalam webinar ini, narasumber membahas soal potensi bencana dan bagaimana etika para jurnalis memberitakan. Narasumber pertama adalah Fajar Alam.

Akademisi Teknik Geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT)  ini menjelaskan, potensi bencana alam di Kaltim beragam. Mulai dari kebakaran hutan, angin puting beliung, banjir, longsor, gelombang pasang, hingga gempa.

Di Kaltim, potensi gempa memang kecil dibanding daerah lain. Zona rawan gempa bumi tinggi di Kaltim, ada di kawasan paling timur, yang sering disebut ujung hidung Kalimantan, atau sekitar kawasan Biduk-Biduk, Berau.

Sedangkan, daerah rawan gerakan tanah hampir ada di setiap kota/kabupaten. Bahkan, Samarinda pun banyak.

Apalagi, pola pemanfaatan lahan mengalami perubahan di tiap zaman. Dahulu masyarakat memiliki rumah rakit dan rumah panggung di pinggir sungai. Lalu ke wilayah dataran, kemudian ke perbukitan.

Masuknya industri membuat tempat tinggal masyarakat juga beragam dengan tinggal di sekitar kawasan industri. Di sisi lain, lahan pun diubah untuk keperluan industri. Kaltim pernah mengalami penambangan batu bara sejak era Hindia Belanda.

Lalu ke industri kayu lapis, kemudian kembali ke batu bara dan perkebunan sawit. Pola perubahan lahan ini pun membawa dampak dengan makin banyak wilayah yang dieksploitasi.

“Peningkatan erosi, gangguan penyerapan air permukaan, dan meningkatnya volume air limpasan,” kata dia.

Data 2015-2018, ada 92 bencana banjir yang tercatat di Kaltim. Sedangkan, tanah longsor ada 59. Namun, industri ekstraktif Kaltim terus digenjot. Banjir, tanah longsor, pencemaran air hingga anak tewas di lubang tambang jadi dampak buruk industri ini.

Hal ini ditegaskan Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang yang juga jadi narasumber. Dia menegaskan, Luas Izin Daratan Kaltim adalah 9,33 Juta
Ha atau 73% luas Kaltim.

“Banjir pun makin parah, akibat konsesi tambang yang mengepung,” tegasnya.

Sungai Karang Mumus yang membelah Samarinda pun tak lepas dari konsesi tambang. Akibatnya, sungai kerap meluap. Di hulu hutan dikupas, air pun semua tumpah ruah ke sungai ini. Tak sanggup menampung, air pun ke permukiman.

Bencana pun datang menghasilkan kisah pilu. Seperti warga Samarinda yang sudah dua kali Idulfitri digenangi air hampir seminggu. Itu baru contoh di Samarinda, belum Kabupaten lain di Kaltim yang keran industri ekstraktif begitu besar dibuka.

Tinggal di provinsi rawan bencana pun, harus membuat para jurnalisnya memiliki empati terhadap korban. Ahli Pers Kaltim Novi Abdi mengatakan, jurnalis kerap melanggar etika ketika meliput bencana.

Mereka mengeksploitasi perasaan atau privasi korban dan keluarganya. Adapula yang memaksa wawancara atau sajian jurnalistik yang lemah akurasi. Meliput bencana pun harus ada persiapan.

“Sangat ideal, bila yang meliput, jurnalis atau reporter yang terlatih. Menguasai teknik dan kode etik jurnalistik. Paham pedoman penyiaran. Paham UU Pers, UU Penyiaran,” jelasnya.

Dia menambahkan, menjadi jurnalis itu artinya tak berhenti belajar. Novi pun menyarankan agar para jurnalis mau mengikuti berbagai pelatihan dan diskusi.

“Sebenarnya, liputan bencana itu tidak beda jauh dengan liputan lain. Hanya perlu sedikit pemahaman akan etika dan kemampuan berempati,” pungkasnya. (*).

Print Friendly, PDF & Email
Tags: Aji BalikpapanAJI SamarindaAliansi Jurnalis IndependenBontangKutimSamarinda
ShareTweetShare
Previous Post

Tanggapi Usulan Gubernur Tentang Afirmasi Guru Honorer, Rusman Yakub: Segera Realisasikan

Next Post

DPRD Kaltim Nilai Pemekaran DOB Samarinda Seberang Belum Penuhi Syarat

Related Posts

The Miracle of Wakaf, Setiap Jemaah Haji Asal Aceh Dapat Uang dari Habib Bugak Asyi
KOLOM

The Miracle of Wakaf, Setiap Jemaah Haji Asal Aceh Dapat Uang dari Habib Bugak Asyi

Cerita Levina Istiazah, Gantikan Ibu jadi Jamaah Haji Paling Muda Jawa Tengah
RAGAM

Cerita Levina Istiazah, Gantikan Ibu jadi Jamaah Haji Paling Muda Jawa Tengah

Sidang Isbat: 1 Dzulhijjah 1446H Jatuh Rabu 28 Mei, Idul Adha 6 Juni
RAGAM

Sidang Isbat: 1 Dzulhijjah 1446H Jatuh Rabu 28 Mei, Idul Adha 6 Juni

Lirik & Ritme Unik Lagu ‘Tob Tobi Tob’ Ternyata Maknanya Suara Siulan Burung Bulbul
GAYA HIDUP

Lirik & Ritme Unik Lagu ‘Tob Tobi Tob’ Ternyata Maknanya Suara Siulan Burung Bulbul

Peraturan Wajib Diketahui Sebelum Kunjungi IKN
RAGAM

Peraturan Wajib Diketahui Sebelum Kunjungi IKN

Borneo Festival Onthel, 500-an Pencinta Sepeda Onthel Besok Berkumpul di Bontang
RAGAM

Borneo Festival Onthel, 500-an Pencinta Sepeda Onthel Besok Berkumpul di Bontang

Next Post
DPRD Kaltim Nilai Pemekaran DOB Samarinda Seberang Belum Penuhi Syarat

DPRD Kaltim Nilai Pemekaran DOB Samarinda Seberang Belum Penuhi Syarat

Discussion about this post

Follow Us

dialektis-logo-1
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • DISCLAIMER
  • PEDOMAN PEMBERITAAN RAMAH ANAK

© 2022 DIALEKTIS.CO – Managed by Aydan Putra. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS

© 2021 DIALEKTIS.CO - Managed by Aydan Putra. All rights reserved.