DIALEKTIS.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bontang, Lullyana Ramdhani menyatakan masih minimnya permohonan rehabilitasi secara sukarela dari warga.
Ia pun mengajak, pengguna untuk segera bertobat dan menyatakan syaratnya mudah, seperti ke puskesmas. Kantor BNNK akan memberi pengobatan atau rehabilitasi.
“2024 hanya dua orang yang sukarela datang ingin sembuh. Syaratnya mudah, seperti ke Puskesmas. Kami siap mengobati,” ujarnya kepada media, Senin (30/12/2024).
Lebih lanjut, Lullyana Ramdhani menyatakan pentingnya menumbuhkan kesadaran untuk sembuh pada pengguna sebagai langkah pencegahan yang terus diupayakan.
Diceritakannya BNNK Bontang beberapa kali menerima laporan keluarga pengguna dan hasil penindakan.
Baca juga: Seorang ASN Kelurahan Telihan Positif Sabu, BKPSDM Bakal Berib Sanksi Berat
Namun, setelah direhab tingkat keberhasilannya hanya 20%. Kondisi berbeda jika keinginan sembuh itu datang dari diri sendiri.
Lebih jauh, saat disinggung wartawan terkait temuan kasus ASN di Kelurahan Telihan yang positif sabu.
Lullyana Ramdhani mengakui kasus yang sempat menyita perhatian publik itu saat ini termasuk yang tengah mendapat tindakan rehabilitasi oleh BNNK Bontang.
Kasus itu merupakan hasil temuan, setelah BNN menggelar pemeriksaan urine ASN secara mendadak di awal bulan ini. Ia pun mengklaim terjadi penurunan temuan dari kalangan ASN. Yakni, 2003 ditemukan 6 orang positif dan kini hanya 1 orang tersebut.
“Hasil pemeriksaan yang bersangkutan masuk kategori pengguna ringan ke sedang. Sehingga diberlakukan rawat jalan,” tuturnya.
Sementara terkait sanksi sepenuhnya diserahkan ke Pemerintah Kota dalam hal ini Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSM). Laporan resmi hasil temuan pun telah diserahkan.
Sementara, Kasi Rehabilitasi BNNK Bontang Tandayu menjelaskan penerapan rawat jalan yang dilakukan dengan konseling sebanyak dua kali dalam sepekan.
“Kebanyakan rawat jalan yang kita terapkan 8 kali pertemuan,” ungkapnya.
Tandayu menekankan penentuan seseorang dalam kategori ketergatungan narkoba tersebut tidak sebatas dilihat dari fisik saja. Namun dalam 7 domain.
Yakni, dari sisi medis, keluarga, pendidikan, pesikis, mental, serta sisi hukum. Nilai rata-rata domain tersebut yang menentukan skala penanganan.
Kata dia, jadi bisa saja ada yang baru satu bulan pakai. Tapi, hubungan keluarga dan pekerjaan hancur. Pada kasus ini, bisa langsung dimasukkan dalam kategori sedang. Artinya rawat inap.
“Jadi, penentuan lama rehabilitasi tergantung penilaian assessment. Khusus untuk rawat jalan, di kita minimal 8 kali pertemuan,” pungkasnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post