DIALEKTIS.CO – Permasalahan di Lapas maupun Rutan Indonesia di tahun-tahun sebelumnya sudah mengalami situasi yang mengkhawatirkan. Masalah utamanya adalah implikasi dari kelebihan penghuni dan overcrowded yang dialami sebagian besar Lapas dan Rutan.
Semakin meningkat populasi penghuni penjara tiap tahunnya, maka segaris dengan itu, angka kelebihan penghuni Rutan dan Lapas juga meningkat cukup signifikan.
Di tengah situasi yang mengkhawatirkan ini lapas dan rutan pun harus tetap melakukan pelayanan terhadap hak warga binaan, ditambah situasi pandemi Covid-19 yang tak memberi celah warga binaan mendapatkan kunjungan.
Kondisi Rutan dan Lapas yang mengalami overcrowded akan berdampak pada rendahnya pemenuhan hak-hak tahanan dan napi.
Hal tersebut juga akan menimbulkan dampak yang lain dalam pengaturan pengelolaan Rutan dan Lapas, seperti sipir kewalahan melaksanakan tugasnya karena beban kerja lebih besar dari kapasitas.
Potensi pelanggaranan ketertiban dan keamanan memungkinkan jika lemahnya pemenuhan hak serta lemahnya strategi komunikasi dan kewibawaan pimpinan Lapas dan Rutan.
Meskipun asimilasi pandemi Covid-19 yang sejak tahun 2020 lalu sedikit mengurangi jumlah overcrowded, namun tidak signifikan.
Seperti jumlah yang ada pada Rutan Kelas IIA Samarinda. Pada tahun 2020 jumlah Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) mencapai kurang lebih seribu lima ratus orang, dan tahun 2021 mencapai seribu sembilan puluh enam orang. (Sumber : Sub Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Samarinda).
Saat dijumpai wartawan, Kepala Divisi Pemasyarakatan Jumadi yang bertandang ke Rutan Samarinda, Sabtu (15/05/21) dengan kepentingan memastikan keamanan dan ketertiban menyampaikan, overcrowded menjadi situasi yang harus dihadapi dengan kerja keras jajaran UPT serta komunikatif dengan para WBP.
“Rutan ini hanya berdaya tampung 442 orang dengan 47 kamar hunian, namun di isi 1096 orang, sudah sangat jelas kondisi overnya,” ujar Jumadi.
Kata dia, selama masa lebaran ini pihak Upt Permasyarakatan seperti Lapas Samarinda, Lapas Narkotika serta Rutan Samarinda dinilai telah memberikan pelayanan yang baik, penitipan makanan serta kunjungan virtual.
“Saya akan terus memastikan seluruh upt dengan kondisi yang ada terus berjalan memberian hak-hak warga binaan,” lanjutnya.
Jumadi mengajak dalam kunjungan yang dilakukan secara estafet hari ini, agar seluruh UPT dapat memanusiakan manusia seluruh warga binaan sebagai pola sistematis menjaga keamanan dan ketertiban Lapas dan Rutan se Kalimantan Timur. (Red/Yud)
Discussion about this post