DIALEKTIS.CO – Optimisme pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun ini dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5/2021). Orang nomor satu di Indonesia itu pun menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 7 persen.
Target ini jelas naik jauh jika dibandingkan dengan pencapaian kuartal I yang masih minus 0,74 persen.
Kata Jokowi, pertumbuhan ekonomi nasional ini didapat dari agregat kumpulan pertumbuhan ekonomi yang ada di Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
Ia pun menekankan Kepala Daerah untuk terus berupaya mendongkrak perekonomian di daerahnya masing-masing.
“Seluruh Gubernur, Bupati, dan Wali Kota memiliki tanggung jawab yang sama dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita. Target kita di kuartal kedua, saya sudah memberikan target, kurang lebih harus di atas 7%. Bayangkan, dari minus 0,74 saya minta di atas 7%. Tapi indikasi ke arah sana ada, tergantung kerja keras kita bersama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden menyatakan bahwa baru 10 provinsi yang saat ini pertumbuhan ekonominya positif. Di antaranya Riau 0,41 persen, Sulawesi Tenggara 0,06 persen, NTT 0,12 persen, Papua Barat 1,47 persen, Bangka Belitung 0,97 persen, dan Maluku Utara 13,45 persen Papua 14,28 persen, Sulawesi Tengah 6,26 persen, Yogyakarta 6,4 persen, Sulawesi Utara 1,87 persen.
“Yang lain masih negatif semuanya,” ujarnya.
Dibutuhkan kerja keras untuk mencapai pertumbuhan di atas 7 persen. Dia pun berharap pada kuartal II mendatang seluruh provinsi pertumbuhannya sudah positif.
“Tapi hati-hati urusan Covid tetap harus ditekan. Jangan hanya melihat satu sisi ekonomi, tidak melihat sisi kesehatan. Dua-duanya harus dijalankan beriringan,” imbuhnya.
Terangnya, salah satu yang membuat optimisme pertumbuhan kuartal II akan positif adalah kenaikan peredaran uang.
“Saya mendapatkan laporan periode Idulfitri itu ada peredaran uang kartal Rp154,5 triliun,”
“Dibanding 2020, Idulfitri 2021 ada kenaikan 41,5%. Ini positif, ini menambah optimisme kita. Tetapi hati-hati masalah Covid,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post