DIALEKTIS.CO – Menanggapi eskalasi di Palestina, Arab Saudi menginisiasi digelarnya pertemuan darurat secara virtual Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Ahad (16/5) kemarin.
Dilansir dari alaman Saudinesia, pada awal sesi, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan Israel telah melakukan pelanggaran mencolok terhadap Palestina.
“Kami mengutuk pendudukan Israel atas rumah-rumah Palestina di Yerusalem,” tegasnya.
Menlu Saudi itu menekankan bahwa Yerusalem Timur adalah tanah Palestina, sebab itu tindakan Israel jelas tidak dapat dibenerkan.
Ia menegaskan Kerajaan Saudi dengan tegas menolak pelanggaran Israel terhadap Palestina dan menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangannya.
Arab Saudi menyerukan komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam menghadapi pelanggaran Israel. Mengingat komunitas internasional harus segera turun tangan.
“Kami mengulangi lagi dukungan untuk perdamaian sesuai dengan inisiatif Arab untuk membangun stabilitas dan kemakmuran. Inisiatif Arab menjamin hak-hak Palestina sebagai negara dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibukotanya,” tegasnya lagi.
Ia menekankan Kerajaan Saudi mendukung semua upaya yang bertujuan untuk memajukan inisiatif perdamaian.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki mengatakan pihaknya berkomitmen untuk kedaulatan Arab, Islam dan Kristen atas Palestina.
“Aksi Israel adalah serangan terhadap orang Arab, Muslim dan norma-norma internasional. Cara Israel mengintimidasi kami, tidak akan berhasil untuk menyerahkan hak kami,” ujarnya.
Al-Maliki menekankan rakyat Palestina menjadi sasaran apartheid Israel dan perampasan tanah. Dia mengingatkan pelanggaran Israel di Yerusalem memicu pemberontakan Palestina, Israel menyerbu rumah-rumah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem.
“Pemboman brutal menyebabkan lebih dari 10 ribu warga mengungsi dari rumah mereka di Gaza. Kita harus menjunjung tinggi hak-hak kita di Masjid Al-Aqsa dan semua situs suci di Palestina,” imbuhnya.
“Kami menghadapi pendudukan kolonial jangka panjang yang tidak ragu-ragu untuk melakukan pelanggaran, pembentukan front internasional untuk menghadapi pelanggaran sistematis Israel dan menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik terhadap Israel,” lanjutnya.
Sementara Sekjen OKI, Yusef bin Ahmed Al-Utsaimin mengatakan mengutuk agresi brutal Israel terhadap Palestina dan Yerusalem. Menurutnya, agresi Israel harus dihentikan dan hak Palestina yang sah harus dipertahankan.
“Israel melakukan tindakan agresif di sekitar Al-Aqsa yang melanggar kesucian. OKI menegaskan hak Palestina atas sebuah negara dalam perbatasan tahun 1967,” terangnya.
Al-Utsaimin melanjutkan, “Raja Salman telah berulang kali menekankan pentingnya memulihkan hak-hak sah rakyat Palestina.” Ia juga menilai bahwa “komunitas internasional harus memikul tanggung jawabnya untuk menghentikan agresi Israel,” tegasnya.
Rancangan resolusi yang diajukan ke pertemuan tersebut termasuk kecaman atas serangan brutal Israel terhadap Palestina dan menuntut diakhirinya semua pelanggaran Israel. Selain mempertimbangkan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan segera menghentikan agresi Israel.
Rancangan keputusan OKI juga mengungkapkan keprihatinan tentang percepatan proses pemukiman Israel dan termasuk peringatan terhadap berlanjutnya provokasi dan serangan Israel.
Resolusi itu diharapkan menyerukan tindakan hukum internasional melalui pengadilan internasional dan badan-badan PBB untuk memaksa Israel membayar kompensasi material dan moral atas kerusakan yang ditimbulkannya pada infrastruktur Palestina.
Israel terus meningkatkan serangannya di Jalur Gaza, menolak seruan untuk tenang, sebagaimana Kepala Staf tentara Israel mengumumkan bahwa Tel Aviv siap untuk beberapa hari bertempur di depan Jalur Gaza.
Eskalasi kekerasan antara Israel dan Hamas dilaporkan telah berlanjut sejak Senin. Korban terakhir oleh otoritas Palestina, pada Jumat malam, sebanyak 145 orang tewas, termasuk 39 anak-anak, dan seribu lainnya luka-luka dalam pemboman Israel di Jalur Gaza. (*)
Discussion about this post