Dialektis.co – Kepala SMPN 7 Bontang, Nor Hayati menyatakan meski secara ide sekolah tersebut telah siap menjalankan sistem hybrid. Namun, ia tak ingin terburu-buru sebab menurutnya tahap persiapan harus dilakukan dengan baik.
Kata dia, salah satu tantangan yang harus dihadapi ialah penyusunan website sebagai pusat materi. Baginya hal ini sangat penting, dibutuhkan tenaga ahli khusus yang ditempatkan.
Pengelolaan website sekolah dinilai akan bersifat jangka panjang. Butuh fokus, kerjanya tidak sekadar unggah materi. Website perlu pengelolaan berkelanjutan.
“Kami sedang menyiapkan sistemnya dulu. Kita juga butuh SDM, tenaga ahli khusus untuk mengelola website sekolah,” ujarnya saat dikonfirmasi media ini.
Selain aspek teknis. Sekolah juga perlu menyesuaikan kurikulum tambahan yang akan ditempatkan dalam platform digital.
Pasalnya, materi yang disusun harus relevan, mudah dipahami, dan tidak membebani siswa.
Nor berulang mengatakan penyusunan sistem hybrid ini tidak ingin dilakukan tergesa-gesa. Sekolah ingin memastikan pembelajaran berjalan efektif ketika sudah diterapkan.
“Kami ingin sistem yang matang. Bukan sekadar formalitas,” ucapnya.
Selain itu, diperlukan pelatihan guru untuk menyiapkan materi yang sesuai dengan format pembelajaran online. Guru harus mampu menyesuaikan metode mengajar agar tetap menarik meski tanpa tatap muka.
Sekolah berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk Disdikbud, dapat mempercepat kesiapan sistem pembelajaran hybrid ini. (Adv/Mira).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.








Discussion about this post