Dialektis.co – Sejumlah pedagang kecil yang menjajakan menu sarapan pagi, nasi kuning di sepanjang jalan protokol Kelurahan Loktuan, Kota Bontang mengaku mengalami penurun pendapatan cukup signifikan.
Utamanya dua pekan belakangan. Penyebabnya, penurunan jumlah pembeli.
Sejumlah orangtua yang kerap jadi pelanggan untuk bekal anak sekolah, kini nyaris tak ada lagi. Terlebih program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah sekitarnya sudah mulai merata.
“Porsi jumlah masakan sekarang dikurangi. Satu termos saja, tidak penuh. Alhamdulillah, pelanggan dari pekerja saja masih lancar,” ujar Bu Acil yang berpesan jangan tulis nama asli, kepada media ini, Jumat (17/10/2025).
Kata dia, di awal dirinya cukup kaget. Namun, kini mulai menyesuaikan diri.
Ia mengklaim kondisi serupa juga dialami penjual menu sarapan di wlayah itu. Meski begitu, ia enggan merincikan nominal penurunan omzet yang dialami.
“Saya kira MBG itu buat makan siang. Sekalinya jam 08.00 – 09.00. Ya, betul aja anak-anak tidak diberi bekal sarapan lagi, kalau begitu,” tuturnya.
Lebih jauh, Bu Acil mengaku mendukung saja penerapan MBG. Kata dia, niat baik pemerintah harus didukung. Hanya saja, ia mengusulkan adanya pelibatan pedagang kecil agar tetap hidup dan ikut mensukseskannya,
“Enggak usah banyak. Bisakah, seminggu sekali jajanan kami semua (penjual nasi kuning) diborong untuk MBG anak sekolah. Dijamin enak dan sehat. Presiden kita itu baik, tinggal pelaksananya aja mikirkan,” ucapnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabun saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post