PADA cerita inspiratif kali ini dialektis.co akan mengajak kamu untuk berkenalan dengan Hendra Reimon Pangemanan dan Deni Supriyanto, dua pemuda asal Kota Bontang, Kalimantan Timur yang baru saja menyelesaikan pendidikan di eropa, Rusia.
Hendra dan Deni merupakan bagian dari penerima program beasiswa yang dikirim Pemprov Kaltim tahun 2014 untuk mendalami bidang perkeretaapian.
Studi di Rusia selama 6 tahun, kini keduanya resmi memiliki gelar spesialis, usai meyelesaikan studinya di jurusan Railway Rolling Stock di Kampus St. Petersburg State Transport University Kota Saint Petersburg.
Diceritakan Hendra, merantau di negri dengan bahasa yang sama sekali asing dalam waktu lama tentu menjadi tantangan tersendiri. Selain kendala bahasa, tantangan lain yang harus ditaklukkan ialah iklim. Betapa tidak, iklim di Rusia sangat dingin, jauh berbeda dengan iklim di tanah air.
Tantangan lain, kata mereka tentu saja terkait makanan. Selain harus pandai memilih menu halal, mereka juga harus pandai mengirit biaya. Sebab tingginya biaya hidup di Rusia.
“Harus pandai ngirit,” ujar mereka sembari tertawa.
Romantisme dunia kampus telah dilewati, dua sahabat itu pun berharap disiplin ilmu dan pengalaman yang telah mereka terima nantinya dapat dimplementasikan dalam membangun transportasi publik di daerahnya.
“6 tahun kami kuliah dengan beasiswa daerah. Tentu kedepan saya ingin berkontribusi dalam pembangunan transportasi publik di daerah,” kata Hendra saat ngopi bareng dialektis.co, Jumat (13/11) Siang.
Lebih jauh dua sahabat yang sama-sama meraih gelar spesialisasi pada bidang transportasi dan kereta api itu mengatakan tantangan transportasi publik di Kaltim ke depan akan semakin kompleks, seiring dengan rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim.
Bagi keduanya, kajian perencanaan transportasi perkotaan selayaknya tidak hanya dilakukan sebatas di daerah pusat IKN.
Namun, sejumlah daerah penyangga juga harus mulai mempersiapkan diri merancang mode transportasinya. Sehingga menjadi wajar jika wacana transportasi publik jadi program strategis harus mencuat termasuk di Kota Taman –sebutan lain Bontang.
Kata Deni, idealnya perencanaan transportasi perkotaan tidak sebatas penyediaan infrastruktur. Namun jauh lebih penting mulai mendorong tumbuhnya budaya masyarakat untuk menggunakan mode transportasi publik.
Menurutnya, angka penggunaan transportasi publik di eropa sangat tinggi tidak sepenuhnya karena alat transportasi yang memadai.
Namun, hal itu juga terjadi karena penggunaan transpotasi publik sudah menjadi budaya atau gaya hidup masyarakatnya. (Yud/DT).
Discussion about this post