Dialektis.co
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS
No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home PARIWARA

Pasien dengan Perbedaan Refraksi Mata Butuh Koreksi Tepat, dr. Retnaningrum Ungkap Dampaknya

Redaksi by Redaksi
October 21, 2024
Pasien dengan Perbedaan Refraksi Mata Butuh Koreksi Tepat, dr. Retnaningrum Ungkap Dampaknya

Fasilitas Pemeriksaan Mata di RSUD Taman Husada

Share on FacebookShare on Twitter

Dialektis.co – Perbedaan refraksi antara mata kiri dan kanan sering kali menjadi persoalan bagi pasien saat memilih kacamata. Meski begitu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa koreksi mata tidak bisa dilakukan secara seragam di kedua mata apabila terdapat perbedaan signifikan.

Koreksi yang tidak tepat justru bisa menyebabkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Penglihatan yang nyaman dan optimal hanya dapat dicapai jika koreksi mata dilakukan dengan benar.

“Jika mata kiri memiliki minus 1,87 dan mata kanan minus 2, tentu koreksi harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata. Tidak bisa menggunakan kacamata yang ukurannya sama untuk kedua mata,” kata dr. Retnaningrum, spesialis mata di RSUD Taman Husada Bontang saat ditemui, Rabu (16/10/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, perbedaan refraksi antara kedua mata, seperti hypermetropia (rabun dekat) atau miopi (rabun jauh), memerlukan penyesuaian maksimal 3,5 dioptri. Jika perbedaan koreksi melebihi angka tersebut, efek samping seperti pusing dan pandangan kabur mungkin akan dirasakan pasien.

“Misalnya, satu mata netral dan satu mata minus. Jika kita koreksi lebih dari 3,5 dioptri, pasien akan merasa tidak nyaman, bahkan bisa mengganggu kesehariannya,” tuturnya.

Pada anak-anak, koreksi penuh diberikan meskipun perbedaan refraksi lebih besar dari 3,5 dioptri. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kondisi ambliopia atau mata malas. Namun, pada orang dewasa, koreksi penuh sering kali tidak diberikan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Anak-anak mungkin bisa mentoleransi koreksi penuh, tetapi pada orang dewasa, batas toleransi ini lebih rendah. Koreksi yang berlebihan akan membuat pasien merasa tidak nyaman,” jelasnya.

Di samping itu, dr. Retnaningrum juga menyoroti perbedaan kualitas kacamata yang dijual di optik dengan yang tersedia di platform online. Meskipun kacamata online sering kali lebih murah, konsultasi langsung di optik menawarkan keuntungan lebih, terutama dalam hal kenyamanan dan pilihan lensa yang lebih variatif.

“Di optik, pasien bisa berkonsultasi secara langsung dan mendapatkan saran mengenai jenis lensa yang sesuai dengan kebutuhan aktivitasnya, seperti lensa anti-refleksi untuk penggunaan komputer. Ini tidak bisa dilakukan jika membeli kacamata di platform online,” terangnya.

Pun ia mengatakan, meski kacamata yang dijual di platform online tidak berbahaya, potensi ketidakcocokan dengan kondisi mata pasien lebih tinggi karena tidak ada proses konsultasi. Selain itu, lensa yang dijual di optik memiliki kualitas dan cakupan yang lebih baik sesuai dengan standar medis.

“Kalau di optik, kita bisa memilih lensa yang lebih sesuai, dan pasien bisa mendapatkan hasil koreksi yang lebih tepat,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dr. Retnaningrum mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum membeli kacamata, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan yang kompleks.

“Konsultasi dengan dokter dan optik adalah langkah terbaik untuk mendapatkan kacamata yang sesuai dengan kebutuhan mata dan aktivitas sehari-hari. Memilih kacamata tidak hanya tentang harga, tetapi juga kenyamanan dan kesehatan mata jangka panjang,” pungkasnya. (*)

Penulis : Mira

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.

Print Friendly, PDF & Email
Tags: RSUD Taman Husada
ShareTweetShare
Previous Post

Kesadaran Masyarakat akan Gejala Kanker Tiroid Masih Rendah, RSUD Gencar Gelar Edukasi

Next Post

Soal Kanker Tiroid, dr. Johan Gomar Gama Imbau Jangan Tergiur Pengobatan Alternatif

Related Posts

Pemeriksaan Bimtek Masih Berlanjut, Kapolres: Sudah 4 Lurah Dimintai Keterangan
WARTA

Kapolres Bontang Berganti, Sertijab Akan Digelar 8 Juli di Polda Kaltim

Polisi di Bontang Razia Knalpot Brong, Puluhan Pemotor Ditilang
WARTA

Polisi di Bontang Razia Knalpot Brong, Puluhan Pemotor Ditilang

Tolak WFA, Arfian: ASN Bukan Pekerja Digital Lepas, Pelayanan Harus Berkantor
DPRD Bontang

Tolak WFA, Arfian: ASN Bukan Pekerja Digital Lepas, Pelayanan Harus Berkantor

Terekam CCTV, Pencuri Bersarung Gondol Motor Scoopy di HOP IV Bontang
WARTA

Terekam CCTV, Pencuri Bersarung Gondol Motor Scoopy di HOP IV Bontang

Soroti Proyek Multiyears dalam RPJMD, Yusuf Ingatkan Jangan Jadi Beban Fiskal Daerah
DPRD Bontang

Soroti Proyek Multiyears dalam RPJMD, Yusuf Ingatkan Jangan Jadi Beban Fiskal Daerah

Dewan Dukung Desain Ulang Metode Rekrutmen Tenaga Kerja, Tekan Potensi Orang Dalam
WARTA

Dewan Dukung Desain Ulang Metode Rekrutmen Tenaga Kerja, Tekan Potensi Orang Dalam

Next Post
Soal Kanker Tiroid, dr. Johan Gomar Gama Imbau Jangan Tergiur Pengobatan Alternatif

Soal Kanker Tiroid, dr. Johan Gomar Gama Imbau Jangan Tergiur Pengobatan Alternatif

Discussion about this post

Follow Us

dialektis-logo-1
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • DISCLAIMER
  • PEDOMAN PEMBERITAAN RAMAH ANAK

© 2022 DIALEKTIS.CO – Managed by Aydan Putra. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • KABAR PARLEMEN
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Bontang
    • DPRD Kukar
    • DPRD Kutim
  • EKBIS
  • OLAHRAGA
  • GAYA HIDUP
  • RAGAM
  • PARIWARA
  • KOLOM
  • VIDEO
  • INFOGRAFIS

© 2021 DIALEKTIS.CO - Managed by Aydan Putra. All rights reserved.