Dialektis.co – Program Sekolah Penggerak yang diinisiasi oleh pemerintah pusat berakhir pada tahun 2024, namun Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 Bontang Utara tetap berkomitmen untuk meneruskan implementasi metode yang telah dijalankan selama beberapa tahun terakhir.
Kepala SD Negeri 001 Bontang Utara, Yani Astutik, menegaskan bahwa meski masa sekolah penggerak telah usai, pihaknya akan terus mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut ke sekolah-sekolah lain di wilayah Bontang.
Yani menyatakan, program Sekolah Penggerak yang telah berjalan beberapa tahun di SDN 001 bukan sekadar formalitas, tetapi telah menjadi bagian dari identitas sekolah.
“Meskipun ini adalah tahun terakhir kami sebagai sekolah penggerak, tanggung jawab kami tidak berhenti di sini. Kami akan memastikan metode ini tetap diterapkan di sekolah kami dan ditularkan ke sekolah-sekolah lain sebagai sekolah imbas,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Sebagai sekolah yang telah menjadi teladan, SDN 001 Bontang Utara akan terus mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan dan bimbingan teknis.
Dikatakannya, pihaknya fokus pada pemantapan guru agar dapat berbagi pengetahuan dengan sekolah lain, terutama melalui pelatihan-pelatihan serta Komunitas Belajar (Kombel).
Kombel menjadi salah satu kunci sukses SDN 001 dalam menjalankan peran sebagai Sekolah Penggerak.
Komunitas ini terdiri dari guru dan tenaga kependidikan yang saling berbagi pengalaman, ilmu, dan solusi atas tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
“Dengan adanya Kombel, guru yang mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum bisa mendapatkan solusi dari rekan sejawatnya. Ini adalah wadah untuk saling belajar dan memperkuat kompetensi bersama,” tambah Yani.
Tidak hanya meningkatkan kapasitas guru, Yani juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan orang tua siswa.
Menurutnya, pemahaman yang baik antara guru dan orang tua sangat penting untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, terutama di tahun-tahun awal penerapannya.
Lebih lanjut, hasil dari penerapan Kurikulum Merdeka dianggap lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan siswa, terutama dalam aspek kepercayaan diri dan teknologi.
Yani mencontohkan, dengan pendekatan yang lebih fleksibel, siswa kini lebih percaya diri untuk tampil di depan kelas, serta lebih terampil dalam menggunakan teknologi digital.
“Siswa kami yang berasal dari pesisir kini sudah mampu bersaing dalam hal teknologi. Mereka sudah bisa membuat konten kreatif, bahkan menjual produk mereka secara daring melalui media sosial seperti YouTube, Facebook, dan Instagram,” paparnya.
Yani melihat keberhasilan ini sebagai prestasi yang membanggakan, mengingat keterbatasan akses terhadap teknologi di wilayah pesisir.
“Mereka adalah anak-anak pesisir yang memiliki keterbatasan fasilitas teknologi, namun dengan Kurikulum Merdeka, mereka berhasil memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang produktif,” ungkapnya dengan bangga.
Ke depan, Yani berharap semakin banyak sekolah yang mengikuti jejak SDN 001 dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Ia yakin, dengan metode yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara optimal di seluruh sekolah di Bontang.
“Kami ingin menjadi contoh bahwa Kurikulum Merdeka bisa diimplementasikan dengan baik, dan sekolah-sekolah lain pun dapat merasakan manfaatnya,” tutup Yani. (*)
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp Bu atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post