DIALEKTIS.CO – H -1 pelaksanaan program akhir pekan di rumah saja atau Kaltim Silent (Bersemedi) yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Kaltim, masyarakat Kota Bontang membanjiri pasar dan toko sembako.
Jumat (5/2/2021) Sore, Ayu (29) memutuskan mampir di pasar tradisional Tanjung Limau, untuk membeli beberapa kebutuhan dapur keluarga selama dua hari.
Apa yang direncanakannya sebagai kunjungan singkat berubah menjadi kesemrawutan yang bercampur rasa khawatir.
Atas kepadatan pembeli yang berdesakan saat memborong barang-barang kebutuhan sehari-hari di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Ayu, warga Loktuan itu, mengaku sebenarnya sudah mendengar pernyataan Gubernur Isran Noor bahwa Kaltim dalam keadaan darurat Covid-19.
“Keputusannya begitu singkat, wajar jika warga berbondong-bondong stok sembako. Alhamdulillah nya, harga masih normal,” terangnya.
Ia pun berharap, program kali ini benar-benar dapat menekan angka penyebaran Covid-19.
Di lokasi berbeda, membludaknya jumlah pembeli juga diakui pedagang di Pasar Tamrin. Bahkan dikabarkan kepadatan di pasar induk itu sudah mulai terjadi sejak pagi.
“Ramai, seperti mau lebaran,” kata Rahmat, salah satu pedagang.
Terangnya, hari ini benar-benar terasa keramaian pembeli. Terlebih jika dibanding selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Meski begitu, ia mengaku belum mengetahui persis aturan yang akan diterapkan selama pemberlakuan instruksi Gubernur tersebut. Apakah pasar harus tutup total, ataukah hanya sebatas pembatasan.
“Iya, besok Pagi tutup dulu. Sambil liat keadaan,” jawabnya, sembari tersenyum. (Yud/DT).