KETUA Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bontang, Nasrullah meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bontang untuk segera mengevaluasi jalannya debat publik Pilkada Bontang, yang telah digelar pada, Sabtu (7/11/2020) Malam lalu.
Kata Nasrullah, kritik publik termasuk keberatan yang disampaikan oleh salah satu tim pemenangan pasangan calon harus menjadi bahan evaluasi bagi KPU selaku penyelenggara debat.
“Kami akan bersurat ke KPU, harus dievaluasi utamanya terkait undangan. Apakah sudah sesuai dengan juknis apa tidak,” ujarnya kepada dialektis.co, Senin (9/11).
Baca juga: Singgung Kinerja KPU dan Bawaslu, AMPG Bontang Kecewa Berat
Bawaslu mengklaim telah melakukan pencegahan terjadinya penumpukan pendukung di arena debat. Kata dia, pencegahan telah dilakukan sejak rapat koordinasi (Rakor) bersama tim pasangan calon, Polres, Dishub, Kodim, KPU dan Bawaslu pada 4 November lalu.
“Saya saja heran kok bisa itu terjadi, sementara ada keamanan di situ,” terangnya.
Terkait tudingan tindakan pembiaran yang dialamatkan ke Bawaslu pun dibantah Nasrullah. Disampaikannya, saat debat berlangsung dirinya berada di dalam ruangan mengawasi jalannya prosesi debat.
“Memang ada WA ke saya, dan sudah kami sampaikan ke KPU untuk berkoordinasi denga pihak keamanan. Tidak benar ada pembiaran, kalau pembiaran ya sampai selesai ada di situ, kan tidak,” terangnya.
Baca juga: Pilkada 2020, Tatap Muka Berkurang Bawaslu Akan Awasi Kampanye Daring
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Komisioner KPU Saparudin menyatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi pelaksanaan debat. Masukan dari Bawaslu dan keberatan dari tim paslon tersebut akan menjadi salah satu bahan evaluasi.
Kata dia, penumpukan pendukung pasangan calon diluar dugaan KPU. Pasalnya, masing-masing pihak sebelumnya telah bersepakat untuk tidak membawa pendukung, namun ternyata tetap datang memadati lokasi yang sebenarnya disediakan untuk awak media.
“Kalau semua pelanggaran dibilang kami tidak profesional, ngak benar juga. Kan yang melaggar bukan kami. Kita sudah tetapkan aturannya, kemudian mereka tetap datang. Tapi kemudian bisa diatasi, dan secara umum kegiatan berjalan dengan baik,” ucapnya.
Baca juga: Pernyataan Penutup Debat Neni – Basri Bikin Baper, Saling Ucap Terima Kasih
Ditanya, terkait opsi pemindahan lokasi pelaksanaan debat kedua, Saparudin menyatakan belum bisa memastikan, lantaran ia mesti menunggu hasil evaluasi. Namun begitu ia tidak menampik kemungkinan itu.
“Ditunggu aja ya, karena kan ini bisa jadi polemik. Nanti teman-teman bilang KPU ini berubah-berubah, biarkan kami evaluasi dulu keputusannya bagai mana. Tapi kalau bicara kemugkinan, kemungkinan itu selalu ada,” bebernya.
Opsi pemindahan, Kata Saparudin, mencuat lebih disebabkan karena informasi lokasi debat akan digunakan sebagai lokasi karantina pasien Covid-19. Untuk itu KPU akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Bontang.
Dijelaskannya, banyak faktor yang menjadi pertimbangan, termasuk opsi jika dilakukan pemindahan lokasi apakah ada tempat yang representatif di Bontang. Sebab, semua tempat memiliki celah. (Yud/DT).